Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berpendapat Peserta Didik dengan Metode Diskusi dalam Pembelajaran. Oleh : Ismi Kumala Sari, S.Pd.


Posted by Admin SMP Telkonm Purwokerto

Gambar 1.1

Latar belakang permasalahan yang diangkat oleh penulis bermula dari observasi selama pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah hasil observasi tersebut, maka diperoleh beberapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah dalam penulisan best practice. Tentunya identifikasi masalah yang diperoleh penulis didasarkan pada kegiatan wawancara dengan beberapa teman sejawat. Berikut ini merupakan kondisi yang menjadi latar belakang permasalahan: a.) Rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam proses pembelajaran, b.) Peserta didik kurang berani bertanya pada saat proses pembelajaran, c.) Peserta didik merasa malu apabila akan bertanya ataupun berpendapat ketika proses pembelajaran, d.) Peserta didik kurang memahami materi pelajaran yang diberikan pada saat proses pembelajaran, e.) Guru terlalu monoton dalam menjelaskan materi pembelajaran kurang memberi stimulus dalam proses pembelajaran, f.) Praktik ini penting untuk dibagikan karena merupakan pengalaman dari penulis sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran serta semoga bisa menjadi referensi bagi rekan-rekan pengajar lainnya yang memiliki permasalahan yang sama bahkan bisa mengembangkan lebih baik lagi dari yang sudah saya bagikan ini dan secara pribadi untuk meningkatkan kompetensi pendidik sebagai guru mata pelajaran IPS. Dalam kegiatan ini penulis sendiri bertindak sebagai peneliti sekaligus guru yang merancang perangkat pembelajaran. Adapun yang menjadi tantangan bagi saya untuk mencapai tujuan tersebut yaitu pendidik harus meningkatkan pembelajaran yang inovatif dalam menerapkan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan perkembangan zaman, pemanfaatan media pembelajaran (TPACK) yang optimal dan pemberian stimulus dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian tantangan-tantangan tersebut bisa saya atasi dengan bantuan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang terlibat dalam praktik ini yaitu: a.) Kepala sekolah dan wakil, b.) Rekan sejawat, c.) Guru-guru mata pelajaran lain, d.) Peserta didik. Langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah : melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan, rekan sejawat, kepala sekolah, peserta didik, dan para ahli. Langkah-langkah/ strategi yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu: a.) Strategi yang digunakan: merancang materi berbasis HOTS dengan memuat aspek TPACK; mengarah pada tuntutan belajar abad-21; berpijak pada karakter pembelajaran Pancasila; dan menerapkan media pembelajaran inovatif, b.) Dimulai dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan baik Menggunakan model PBL (Problem Based Learning) dengan sintaknya sebagai berikut: mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, c.) Menggunakan metode tanya jawab dan diskusi, d.) Prosesnya: pembelajaran dilakukan dengan multi arah (multy ways traffic communication) antara pendidik dengan pendidik, pendidik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya, e.) Strategi untuk penyelesaian masalah, diantaranya: penulis mencoba menggiring perhatian peserta didik agar lebih terfokus kepada saya dan power point yang sedang saya tampilkan, pada tantangan ini penulis berusaha memberikan dorongan kepada peserta didik agar mereka lebih percaya diri ketika berbicara di depan kelas, penulis juga memberikan dorongan dengan cara memberikan pengandaian yang berhubungan dengan cita-cita mereka. Karena penulis mengetahui beberapa cita-cita dari peserta didik sehingga diharapkan dengan begitu mereka lebih termotivasi lagi. Pihak yang terlibat diantaranya adalah peserta didik, guru, dan teman sejawat. Sumber daya yang digunakan meliputi penggunaan teknologi (dalam menampilkan power point dan video pembelajaran tentang globalisasi dalam kehidupan sehari-hari) dan materi pembelajaran berbasis internet tentang bentuk dan dampak globalisasi (google dan youtube), LKPD dan sebagainya. Dampak dari aksi/ langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu berimbas pada meningkatnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.


Hasilnya efektif karena peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengenali masalah dan mencari solusi dari permasalahan yang diangkat dalam proses pembelajaran. Karena pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan keaktifan peserta didik secara kritis. Respon yang diberikan oleh kepala sekolah dan rekan-rekan guru pun sangat baik. Harapan mereka supaya bisa dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi dalam proses-proses pembelajaran berikutnya. Dan dapat menularkan praktik baik ini pada rekan-rekan guru yang lain. Dari peserta didik, mereka merasa senang, karena pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang mampu menyenangkan mereka dan menarik bagi mereka. Dari teman secara keseluruhan berpendapat bahwa peserta didik terlihat begitu antusias, dan termotivasi dengan pembelajaran karena mereka merasa tertantang Yang menjadi faktor keberhasilan dalam strategi yang dilakukan yaitu karena pendidik yang inovatif; pembelajaran yang student centered; meningkatnya kemampuan berpikir kritis peserta didik; iklim pembelajaran yang menyenangkan; keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran; dan ketepatan pendidik dalam menentukan model, pendekatan, metode, media, dan strategi pembelajaran yang inovatif. Serta dapat ditentukan pula oleh penguasaan guru terhadap model pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan penguasaan terhadap materi. Kemudian juga penulis memperoleh pembelajaran jika dalam proses pembuatan perangkat tidaklah mudah, karena seperti yang telah diketahui pembuatan perangkat pembelajaran yang baik itu merupakan perangkan pembelajaran yang dibuat berdasarkan pada identifikasi masalah yang ada dalam kelas terlebih dahulu. Serta dari keseluruhan proses menjadi pembelajaran bahwa perencanaan yang matang akan melahirkan hasil yang optimal. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada kegiatan selanjutnya yakni dengan lebih mengoptimalkan kembali penggunaan model pembelajaran inovatif. Kemudian mungkin penulis juga akan terus melakukan peningkatan keprofesian guru baik belajar mandiri belajar dengan teman sejawat dan lewat organisasi MGMP mata pelajaran IPS di Sub Rayon dan Kabupaten, serta lebih membangun hubungan lebih dekat lagi bersama dengan peserta didik, agar terjalin pembelajaran yang menarik dan menyenangkan namun tetap meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan yang ada. Penulis : Ismi Kumala Sari, S.Pd.