Pembelajaran Inovatif dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP. Oleh : Meshy Darmayanti


Posted by Admin SMP Telkonm Purwokerto

Gambar 1.1

Pendidikan 4.0 bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran ini dapat berlangsung tanpa batas ruang dan waktu. Menghadapi tantangan tersebut, dunia pendidikan dituntut untuk mengalami pengembangan kurikulum. Untuk memaksimalkan pengembangan kurikulum dalam pembelajaran, maka siswa dituntut dalam kegiatan berliterasi sains. Rendahnya literasi sains pada siswa tingkat SMP membuat penulis mengembangkan pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemauan siswa dalam membaca. Pembelajaran inovatif khususnya memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan literasi terbukti efektif dalam pembelajaran IPA SMP khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan kelas 8. Kondisi yang menjadi latar belakang permasalahan literasi sains IPA masih rendah karena belum adanya motivasi dari siswa untuk terbiasa berliterasi sains. Sebagai alternatif solusi dari permasalahan di atas, penulis merancang sebuah rangkaian pembelajaran inovatif yaitu menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL) mampu meningkatkan kemauan siswa dalam berliterasi sains, khususnya pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan (kelas 8). Tantangan yang dihadapi oleh penulis pada pada praktik ini adalah: 1) Rendahnya literasi sains siswa dalam materi tersebut, kurangnya pembiasaan dalam berliterasi sehingga siswa kurang mampu untuk memahami isi bacaan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan menjawab dengan jawaban langsung terutama pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. 2) Rendahnya motivasi siswa dalam berliterasi sains, peserta didik lebih senang mengakses teknologi untuk membaca animasi dan kartun daripada untuk berliterasi sains. 3) Perlu pembiasaan pula dari guru dalam berliterasi sains pada setiap pembelajarannya.


Bagaimana penerapan pembelajaran inovatif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Berikut adalah sintak pembelajaran PBL: 1) Orientasi siswa pada masalah. Penulis menayangkan video dan gambar yang berkaitan dengan lingkungan sekolah. Kemudian penulis juga menayangkan gambar dan siswa diberi stimulus pertanyaan yang mengarah pada kegiatan yang akan dilakukan. 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada kegiatan ini siswa berkelompok dan melakukan kegiatan praktikum sederhana mengenai pengamatan jaringan dan modifikasinya pada tumbuhan dengan menggunakan sumber dari lingkungan sekolah. 3) Membimbing penyelidikan kelompok. Penulis membimbing siswa dalam kegiatan praktikum dan memaksimalkan penggunaan teknologi, siswa diminta untuk mengakses smartphone mereka dalam mencari literasi sains untuk mendukung jawaban LKPD, disini terlihat peserta didik dapat mencari jurnal ilmiah dan cukup tertarik dengan berliterasi menemukan jawaban. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil. Beberapa kelompok menyajikan hasil laporan praktikum dengan presentasi kelompok dan kelompok yang lain mengamati dan mendengarkan hasil presentasi kelompok yang maju. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Penulis membimbing siswa menyimpulkan materi hasil eksperimen dan diskusi. Pembelajaran Inovatif SMP Telkom Purwokerto (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Refleksi Hasil dan dampaknya Adapun dampak yang diperoleh setelah melaksanakan praktik pembelajaran ini sangat signifikan. Siswa antusias dan semangat dalam melaksanakan pembelajaran yaitu dengan mencari jurnal ilmiah melalui smartphone dengan benar dan menyimpulkan isi jurnal ilmiah untuk mengisi jawaban LKPD. Pada tahap refleksi, siswa sangat senang dalam pembelajaran. Dengan berhasilnya praktik ini, penulis berharap penerapan pembelajaran inovatif dapat dimaksimalkan untuk peningkatan literasi sains bagi pembelajaran siswa-siswi di sekolah. Penulis: Meshy Darmayanti, Guru SMP Telkom Purwokerto.