PEMBELAJARAN INOVATIF MODEL PJBL MENGGUNAKAN KBM App. MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI DIGITAL SISWA. Oleh : TRI JANURI ARIRI, S.S.


Posted by Admin SMP Telkonm Purwokerto

Gambar 1.1

Pendidikan 4.0 bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran ini dapat berlangsung tanpa batas ruang dan waktu. Menghadapi tantangan tersebut, dunia pendidikan dituntut untuk mengalami pengembangan kurikulum. Untuk memaksimalkan pengembangan kurikulum dalam pembelajaran, maka siswa dituntut dalam kegiatan berliterasi digital secara baik. Literasi digital pada siswa tingkat SMP yang sering disalahartikan. Maka, penulis yang bertindak sebagai seorang guru harus mengembangkan pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemauan siswa dalam membaca, menulis, dan berkarya. Pembelajaran inovatif khususnya memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan literasi terbukti efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia SMP khususnya pada materi cerpen kelas sembilan. Kondisi yang menjadi latar belakang permasalahan literasi digital adalah penggunaan sarana gawai seringkali disalahgunakan pemanfaatannya untuk kepentingan yang tidak tertuju pada pembelajaran, seperti bermain game dan media sosial yang terlewat batas. Sebagai alternatif solusi dari permasalahan di atas, penulis merancang sebuah rangkaian pembelajaran inovatif yaitu menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL). Dengan penerapan model ini, penulis mampu meningkatkan kemauan siswa dalam berliterasi digital secara baik, khususnya pada materi cerpen kelas sembilan KD 4.6 yaitu, mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.


Tantangan yang dihadapi oleh penulis pada pada praktik ini antara lain, 1) Siswa kurang antusias menuliskan gagasannya dalam bentuk cerita pada media kertas, 2) Siswa merasa kesulitan dalam mempublikasikan karya ceritanya, 3) siswa kurang mendapat apresiasi positif atas karya yang dibuatnya. Bagaimana penerapan pembelajaran inovatif menggunakan model Project Based Learning (PJBL)? Berikut adalah sintak pembelajarannya : 1) Pertanyaan mendasar, yaitu Guru menanyakan terkait kesiapan menuangkan ide dalam membuat teks cerpen kepada siswa; 2) Mendesain perencanaan produk. Dengan dibentuk kelompok, lalu berdiskusi untuk mengungkapkan ide/gagasan cerita, merumuskan pertanyaan yang terkait dengan ide/gagasan yang ada untuk menjadi bahan kerangka teks cerpen; 3) Menyusun jadwal pembuatan, yaitu siswa dibimbingan guru merencanakan prosedur dan jadwal dalam pengembangan ide menjadi kerangka cerpen; 4) Memonitor keaktifan dan perkembangan proyek. Guru memantau siswa dalam melaksanakan proyek. Pada sintak ini siswa mulai mengembangkan cerita berdasarkan kerangka yang telah disusun. Pengungkapan tokoh dan alur cerita pun harus sesuai dengan kerangka yang ada. Siswa menuliskan ceritanya pada platform KBM yang telah diinstal pada gawai siswa. 5) Menguji hasil. Guru membimbing siswa agar cerita yang dikembangkan tidak lepas dari struktur dan kaidah kebahasaan cerpen. 6) Evaluasi pengalaman belajar, pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil karyanya yang ditulis pada KBM app di depan kelas, lalu siswa lain diberi kesempatan untuk menyampaikan tanggapan. Terakhir, siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dampak dari pembelajaran yang dilaksanakan adalah terselenggaranya pembelajaran yang efektif. Hal ini dapat dilihat dari tumbuhnya budaya keaktifan dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan terlibat aktif dalam diskusi. Siswa merasakan senang karena ide/gagasannya dapat dituangkan melalui cerita secara mudah. Siswa dapat langsung melihat bentuk apresiasai melalui jumlah viewer, komentar, dan pengikut dari akun siswa. KBM app sangat membantu siswa karena karyanya menjadi mudah dipublikasi kapanpun dan dimanapun melaui gawainya sendiri. Tentu yang lebih menambah rasa bahagia bagi siswa adalah ketika siswa dapat memonetisasi karyanya. Dari keseluruhan proses tersebut akan terselenggara secara efektif ketika guru mampu menerapkan model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa saat ini. Dengan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan, penulis berharap penerapan pembelajaran inovatif ini dapat dimaksimalkan untuk peningkatan literasi digital bagi siswa di sekolah. Penulis : Tri Januri Ariri, S.S.