Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dengan Model PjBL Berbantuan Alat Peraga PLSV dan PtLSV Kelas 7 Tingkat SMP/MTs. Penulis : Angga Permana Nolaputra, S.Pd.


Posted by Admin SMP Telkonm Purwokerto

Gambar 1.1

Latar belakang permasalahan yang diangkat berawal dari observasi selama pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah hasil observasi tersebut, maka diperoleh beberapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah dalam penulisan best practice. Tentunya identifikasi masalah yang diperoleh berdasarkan kegiatan wawancara dengan beberapa rekan serta kondisi yang ada. Berikut ini merupakan situasi dan kondisi yang menjadi latar belakang permasalahan yaitu (1) Peserta didik kurang memahami manfaat yang didapat ketika mempelajari materi matematika tertentu dan kontekstualitas materi tersebut (2)Tata cara guru dalam membimbing peserta didik, seperti materi dan model pembelajaran tidak sesuai dengan gaya belajar peserta didik yang heterogen, pada materi PLSV dan PtLSV (3) Peserta didik kurang memiliki kemampuan memodelkan soal cerita ke dalam bahasa matematika; (4) Peserta didik tidak teliti mengidentifikasi informasi pada soal, penyebabnya adalah peserta didik tidak seksama dalam membaca soal atau peserta didik sudah beranggapan sulit jika soal panjang sehingga ada informasi yang terlewat seperti yang diketahui dan ditanya (5)Kurangnya latihan soal berorientasi HOTS (6) Kebingungan peserta didik menentukan cara yang digunakan menjawab soal, penyebabnya penalaran peserta didik yang kurang, soal HOTS biasanya memerlukan penalaran peserta didik (7) Pengetahuan guru tentang HOTS, kemampuan mereka untuk meningkatkan HOTS peserta didik, memecahkan masalah berbasis HOTS, dan kegiatan mengukur HOTS peserta didik masih rendah, bisa disebabkan kurang pelatihan tentang HOTS yang diberikan kepada guru (8) Pengalokasi waktu yang kurang baik dari guru untuk porsi pembelajaran LOTS dan HOTS Dari latar belakang masalah tersebut, kemudian muncul alternatif solusi dalam proses pembelajaran agar menjadi lebih baik. Salah satunya yaitu dengan merancang sebuah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Kemudian dalam hal ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut. Beberapa tantangan yang dihadapi yaitu (1) Menciptakan suasana belajar yang baik di dalam kelas (2) Merencanakan tujuan pembelajaran yang spesifik (3) Guru harus membiasakan memberikan pemahaman ke peserta didik tentang manfaat dari materi yang akan dipelajari (4) Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi melakukan interaksi yang baik dengan peserta didik (5) Menggunakan media pembelajaran yang menarik (6) Berlatih mengerjakan soal-soal matematika tipe HOTS, teurutama soal dengan level kreasi (C6) dan berupa soal kontekstual atau soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan tersebut dapat diatasi dengan bantuan dari berbagai pihak seperti Kepala Sekolah, rekan guru lainnya serta peserta didik. Pelaksanaan praktik ini dimulai dengan menganalisis masalah yang ada dengan cara mengidentifikasi masalah serta mencari akar penyebab masalah. Setelah menemukan akar penyebab masalah, kemudian melakukan kajian literatur dan wawancara dari berbagai pihak seperti rekan sejawat, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah maupun Dosen atau ahli. Sehingga memunculkan solusi yakni menggunakan pendekatan saintific/TPACK dengan model pembelajaran Project Based Learning ( PjBL ) berbantuan Alat Peraga.


Terdapat beberapa sumber daya yang diperlukan, antara lain : TV LED, ruang kelas, papan tulis, spidol, penghapus, kabel listrik, handphone, laptop, jaringan internet, bahan ajar, google scholar yang terkait model- model pembelajaran inovatif, LKPD maupun E-LKPD liveworkseet, quiziz dan buku peserta didik kelas VII. Model PjBL mempunyai sintaks: 1) Penentuan pertanyaan mendasar Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk peserta didik. dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. 2) Mendesain perencanaan proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. 3) Menyusun jadwal Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 5) Menguji hasil Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 6) Mengevaluasi pengalaman Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu hasil yang dirasakan sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari: (1) Penggunaan media PPT dan LKPD sangat membantu untuk meningkatkan motivasi peserta didik pada materi PLSV dan PtLSV. (2) Pemilihan model pembelajaran inovatif yaitu PjBL sangat membantu dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dan membuat peserta didik tertarik dan bisa sharing belajar antar peserta didik (3) Guru menampilan dan mengajak diskusi manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari membuat peserta didik memahami dan mengetahui kegunaan materi PLSV dan PtLSV yang dekat dengan peserta didik dan memudahkan peserta didik mempelajari materi tersebut (4) Guru menggunakan media alat peraga membuat peserta didik memahami proses pemecahan masalah dengan baik Sebagian besar respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang jika pembelajaran menggunakan media yang sangat menarik yaitu media PPT Alat Peraga LKPD maupun E-LKPD liveworksheet. Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang inovatif yang dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat. Berdasarkan proses dan aktifitas pembelajaran telah dilaksanakan guru pembelajaran yang bisa diambil adalah guru harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi aktif, dan menyenangkan sehingga dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Penulis : Angga Permana Nolaputra, S.Pd.